2.15.2011

Makna Membaca Al-Quràn

Alkisah ada seorang muslim tua Amerika tinggal di sebuah perkebunan di sebelah timur Pegunungan Kentucky bersama cucu laki-lakinya.
Setiap pagi Sang kakek bangun pagi dan duduk dekat perapian membaca Al-qur’an. Sang cucu ingin menjadi seperti kakeknya dan memcoba menirunya seperti yang disaksikannya setiap hari.
Suatu hari ia bertanya pada kakeknya :
“ Kakek, aku coba membaca Al-Qur’an sepertimu tapi aku tak bisa memahaminya, dan walaupun ada sedikit yang aku pahami segera aku lupa begitu aku selesai membaca dan menutupnya. Jadi apa gunanya membaca Al-quran jika tak memahami artinya ?''
Sang kakek dengan tenang sambil meletakkan batu-batu di perapian, menjawab pertanyaan sang cucu :
“Cobalah ambil sebuah keranjang batu ini dan bawa ke sungai, dan bawakan aku kembali dengan sekeranjang air.”

Anak itu mengerjakan seperti yang diperintahkan kakeknya, tetapi semua air yang dibawa habis sebelum dia sampai di rumah.
Kakeknya tertawa dan berkata,
“Kamu harus berusaha lebih cepat lain kali “.
Kakek itu meminta cucunya untuk kembali ke sungai bersama keranjangnya untuk mencoba lagi.
Kali ini anak itu berlari lebih cepat, tapi lagi-lagi keranjangnya kosong sebelum sampai di rumah. Dengan terengah-engah dia mengatakan kepada kakeknya, tidak mungkin membawa sekeranjang air dan dia pergi untuk mencari sebuah ember untuk menggati keranjangnya.

Kakeknya mengatakan :
”Aku tidak ingin seember air, aku ingin sekeranjang air. Kamu harus mencoba lagi lebih keras. ”
dan dia pergi ke luar untuk menyaksikan cucunya mencoba lagi.

Pada saat itu, anak itu tahu bahwa hal ini tidak mungkin, tapi dia ingin menunjukkan kepada kakeknya bahwa meskipun dia berlari secepat mungkin, air tetap akan habis sebelum sampai di rumah.
Anak itu kembali mencelupkan keranjangnya ke sungai dan kemudian berusaha berlari secepat mungkin, tapi ketika sampai di depan kakeknya, keranjang itu kosong lagi.

Dengan terengah-engah, ia berkata :
”Kakek, ini tidak ada gunanya. Sia-sia saja”.
Sang kakek menjawab :
”Nak, mengapa kamu berpikir ini tak ada gunanya ?. Coba lihat dan perhatikan baik-baik keranjang itu .”
Anak itu memperhatikan keranjangnya dan baru ia menyadari bahwa keranjangnya nampak sangat berbeda. Keranjang itu telah berubah dari sebuah keranjang batu yang kotor, dan sekarang menjadi sebuah keranjang yang bersih, luar dan dalam.

” Cucuku, apa yang terjadi ketika kamu membaca Qur’an ? Boleh jadi kamu tidak mengerti ataupun tak memahami sama sekali, tapi ketika kamu membacanya, tanpa kamu menyadari kamu akan berubah, luar dan dalam. Itulah pekerjaan Allah dalam mengubah kehidupan kamu. Bukankah Allah akan membalas setiap kebaikan walau sebesar biji zarrah pun?

Kisah yang sungguh membuat kita merenung,Dan berpikir tentang makna dari membaca AL-QURAN...

2.13.2011

Syukur

Bersyukurlah!

Bersyukurlah apabila kamu tidak tahu sesuatu ...
Karena itu memberimu kesempatan untuk belajar ...

Bersyukurlah untuk masa-masa sulit ...
Di masa itulah kamu tumbuh ...

Bersyukurlah untuk keterbatasanmu ...
Karena itu memberimu kesempatan untuk berkembang ...

Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru ...
Karena itu akan membangun kekuatan dan karaktermu ...

Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu buat ...
Itu akan mengajarkan pelajaran yang berharga ...

Bersyukurlah bila kamu lelah dan letih ...
Karena itu kamu telah membuat suatu perbedaan ...

Mungkin mudah untuk kita bersyukur akan hal-hal yang baik ...
Hidup yang berkelimpahan datang pada mereka yang juga bersyukur akan masa surut ...

Rasa syukur dapat mengubah hal yang negatif menjadi positif  ...
Temukan cara bersyukur akan masalah-masalahmu dan semua itu akan menjadi berkah bagimu ...

2.11.2011

Tip Menghadapi Kritikan

Banyak tujuan orang lain dalam mengkritik. Bisa karena peduli, atau sekadar tidak senang pada kita. Maksud kritik bisa kita perhatikan dari pesan yang terkandung. Juga cara orang menyampaikan kritik itu.
Bila memiliki tujuan yang baik, pengkritik akan menyampaikan dengan santun. Cara ini cenderung membuat pihak yang dikritik, bisa menerima. Sepedas apapun kritik yang disampaikan. Tapi, kadang kritik disampaikan di tempat umum, atau di depan banyak orang. Ini bisa membuat pihak yang dikritik tersinggung dan marah.Banyak cara menguatkan diri saat menghadapi kritikan, antara lain;
1. Kritikan adalah training gratis untuk menguatkan kepribadian.
Hadapi kritikan dengan sabar dan ikhlas. Kita bisa ubah kritik itu menjadi motivasi untuk maju.Kritik untuk meningkatkan kekebalan mental secara gratis. Jangan melihatnya dengan negatif. Tak mudah memang. Maknai sebuah kritikan itu sebagai jembatan pembentukan pribadi yang kuat dan matang.
2. Nikmati kritikan-kritikan itu.
Seperti buah durian. Aromanya menyengat, tapi buahnya sangat lezat. Jangan focus pada sangat tajam atau menyakitkannya kritikan itu. Seperti menikmati buah durian, nikmati kritik itu dengan santai. Menjadi pembelajaran untuk menguatkan kesabaran.
3. Berterimakasih pada pengkritik.
Banyak orang besar dan berhasil, tidak melihat kritik sebagai penghalang cita-citanya. Pepatah berkata, berterima kasihlah pada orang yang mengkritik, karena ia telah menguatkan kemampuan kita. Jadi maknai kritikan itu sebagai alat untuk menambah kebijaksanaan, kearifan dan kedewasaan untuk menambah kualitas diri. Jangan dipahami sebagai hal yang menjatuhkan.
4.Kitalah panglima bagi hidup kita.
Kita harus mendayagunakan hidup ini untuk mengemudikan hidup kita sendiri. Bila di tengah jalan orang merusak kendaraan kita, apakah kita membiarkan kendaraan itu dirusak? Begitulah hidup. Kita memiliki serangkan cinta-cita, namun jangan mudah membiarkan orang lain merobek mimpi kita. Tak perlu takut dan marah terhadap kritik. Jika yakin bahwa jalan yang ditempuh itu benar, teruslah melangkah.
5.Kritik itu sesuatu yang wajar.
Kritik akan selalu ada, selama kita hidup. Jangan focus pada kritik yang bersifat melemahkan. Tetaplah semangat pada setiap kritikan. Jangan selalu mengingat kesalahan. kita perbuat. Bila kita selalu mengingatnya, kita akan selalu ragu.
Jadi untuk apapun jangan takut dan marah bila dikritik. Jika yakin, yang ditempuh itu benar. Teruslah melangkah.